Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh


Salam dan bahagia pembaca. Sahabat GTK BELAJAR , pada kesempatan kali ini Admin ingin membagikan informasi tentang Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

4 Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

Tidak ada individu yang sama dan zaman selalu bergerak dinamis. Hampir setiap kita menyadari kedua hal tersebut. Menyadari keunikan setiap dan semua murid merupakan satu hal. Bagaimana penerapan kelas yang memfasilitasi setiap kodrat individu merupakan hal lainnya. Pendidikan seyogyanya bukan sesuatu yang rigid dan pakem. Penyesuaian sesuai konteks merupakan pendekatan yang perlu kita usahakan setiap waktunya sebagai pendidik. Di modul ini Ibu/ Bapak akan bersama-sama memahami bagaimana pendidikan yang selalu mengupayakan perubahan perbaikan dan merangkul bakat dan keunikan setiap individu.

Kodrat Keadaan

Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Video ini mengajak kita belajar bersama bagaimana pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?

Kodrat Alam

Ki Hajar Dewantara memberikan pemikirannya tentang Dasar-dasar Pendidikan. Menurut KHD, Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. 

Kodrat anak, sebagaimana yang dimaksud dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diartikan sebagai Potensi Diri yang dimiliki oleh seorang anak, seperti potensi berpikir, potensi emosi dan potensi pisik. Oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Budi pekerti yaitu perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (apektif) dan karya (psikomotor). Potensi diri ini adalah Anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia, kepada setiap anak yang berbeda antara anak yang satu dengan lainnya yang merupakan karakteristik yang unik bagi setiap anak tersebut.

Kemampuan anak dalam menerima pelajaran di kelas juga berbeda, maka dalam praktek pembelajaran di kelas, pendidik dapat menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang mengakomodir gaya belajar masing-masing anak. Sehingga tidak ada anak yang tertinggal atau merasa tidak mampu mengikuti pembelajaran sebagai akibat penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya. Demikian pula dalam hal pemberian tugas-tugas mandiri, perlu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. 

Termasuk dalam hal pengumpulan tugas tersebut diberikan kebebasan kepada anak sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing anak, tentu dengan tetap memerhatikan rambu-rambu pada kurikulum sekolah.

Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk  kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu  tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu. Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya

Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunung, dll. Video ini mengajak kita sebagai guru untuk memahami kodrat alam masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dimana murid tinggal


Kodrat Zaman

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak.

Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus memperhatikan kodrati anak yang masih suka bermain. Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan adalah ‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan pikirannya. Hendaknya guru juga memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar siswa senang dan tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan permainan-permainan tradisional yang ada, selain menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga mendidik dan mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan.

Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahagiaan dan keselamatan

Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara mendidk dan mengajar pun menyesuaikan demi murid-murid kita. Video ini mengajak kita berefleksi akan perubahan zaman yang berpengaruh terhadap cara kita mendidik dan mengajar murid


Azaz TRIKON

Teori TRIKON disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia.

𝟏. 𝐊𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐲𝐮 artinya dalam melestarikan kebudayaan asli Indonesia kita harus terus menerus dan berkesinambungan. Di sisi lain kebudayaan juga dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman.

𝟐. 𝐊𝐨𝐧𝐯𝐞𝐫𝐠𝐞𝐧 artinya dalam upaya mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia kita dapat memadukan dengan kebudayaan asing yang dipandang dapat memajukan bangsa Indonesia. Dalam memadukan itu (konvergensi) dilakukan dengan memilih dan memilah kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian Pancasila (selektif) dan pemaduannya harus secara alami dan tidak dipaksakan (adaptatif).

𝟑. 𝐊𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐢𝐬 artinya dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia kita harus berusaha menyatukan kebudayaan nasional kita dengan kebudayaan dunia (global) dengan catatan harus tetap berpegang pada ciri khas kepribadian bangsa Indonesia (berdasarkan Pancasila)

Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Video ini mengajak kita memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.

Baca Juga : Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar, Latar Belakang, Keunggulan dan Perbedaan Dengan Kurikulum Sebelumnya

Terima kasih sudah berkunjung ke Web GTK BELAJARApabila artikel ini bermanfaat Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.

Posting Komentar untuk "Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh"